Sesungguhnya dimataku…
Engkau tampak begitu memukau…
Dan telah menawan hatiku
Kuingin memiliki dirimu seutuhnya
Menjadikan engkau kekasih dalam hidupku
Menjadikan cinta dalam setiap nafasku
Tetapi...
Di matamu aku bukan orang yang berarti
Aku hanya ingin kau tahu
Semakin dekatnya dirimu membuat gundah setiap rasaku
Ku ingin berlari tiada henti
Tak ingin terkejar perasaanku terhadapmu
Namun…
Saat kau tak di sisiku walau sedetik
Aku merasa kehilangan bagian dalam diriku
Terasa hampa perasaan yang harus kuhadapi
Terlalu getir namun tak dapat kau mengerti
Aku runtuh saat mulai menatapmu
Engkau begitu menawan di mata ini, dan…
Engkau begitu indah dalam setiap pandanganku…
Kau hanya menganggap ku bukan apa-apa
Tanpa kau sadari aku telah jatuh cinta kepadamu…
Tanpa kau ketahui, aku telah tergoda tuk menjadi kekasihmu…
Ku ingin kau mengerti bahwa aku sangat mencintai dirimu…
Menyayangi dirimu...dan mendambakan dirimu...
Selasa, 04 Mei 2010
Biarkan Aku Pergi
Menjunjungmu dalam anganku
Mempersilakanmu dalam hatiku
Membiarkanmu menjadi impianku
Menerbangkanku dalam hayalanku
Aku terbuai asmara darimu
Terimpikan kau menjadi keabadian cintaku
Memelas dan merintih coba tuk kutahan
Tertusuk rasa sakit yang dalam oleh dirimu
Apakah engkau paham dengan malam…
Mengecam jiwa terancam…
Menjahit pahitnya sakit yang menjerit…
Ku harus lari…lari dari dirimu…
Biarkanku pergi…tinggalkan sesak tanpa dirimu…
Kaki harus melangkah jauh tak terarah…
Meski harus redam amarah…
Ku harus jauh tanpa dirimu lag
Mempersilakanmu dalam hatiku
Membiarkanmu menjadi impianku
Menerbangkanku dalam hayalanku
Aku terbuai asmara darimu
Terimpikan kau menjadi keabadian cintaku
Memelas dan merintih coba tuk kutahan
Tertusuk rasa sakit yang dalam oleh dirimu
Apakah engkau paham dengan malam…
Mengecam jiwa terancam…
Menjahit pahitnya sakit yang menjerit…
Ku harus lari…lari dari dirimu…
Biarkanku pergi…tinggalkan sesak tanpa dirimu…
Kaki harus melangkah jauh tak terarah…
Meski harus redam amarah…
Ku harus jauh tanpa dirimu lag
Maafkan Aku Kasih
Maafkan aku yang selalu menebarkan duri dihatimu
Sesungguhnya ku ingin membahagiakanmu
Dengan petikan-petikan melodiku…
Alunan nada-nada harmonisku, dan…
Suara-suara yang mengalun mengiringi lagu-laguku
Kuingin memberikan kedamaian dalam tidurmu
Dengan mimpi-mimpi indahku
Menemani keheningan malam memeluk erat jiwamu
Sesungguhnya setiap nada yang kumainkan dari gitarku…
Adalah sebentuk cinta suciku untukmu…
Sepenggal nafasku untuk kebahagiaanmu…
Seluruh ragaku untuk kebahagiaanmu…
Maafkan aku kasih...
Sesungguhnya cintaku padamu tidak akan pernah putus
Seperti nada yang mengalun dari gemericik air terjun…
Nada-nada yang indah dan romantis yang selalu mengilhamiku
Maafkan aku kasih...Maaf kan aku…
Sesungguhnya ku ingin membahagiakanmu
Dengan petikan-petikan melodiku…
Alunan nada-nada harmonisku, dan…
Suara-suara yang mengalun mengiringi lagu-laguku
Kuingin memberikan kedamaian dalam tidurmu
Dengan mimpi-mimpi indahku
Menemani keheningan malam memeluk erat jiwamu
Sesungguhnya setiap nada yang kumainkan dari gitarku…
Adalah sebentuk cinta suciku untukmu…
Sepenggal nafasku untuk kebahagiaanmu…
Seluruh ragaku untuk kebahagiaanmu…
Maafkan aku kasih...
Sesungguhnya cintaku padamu tidak akan pernah putus
Seperti nada yang mengalun dari gemericik air terjun…
Nada-nada yang indah dan romantis yang selalu mengilhamiku
Maafkan aku kasih...Maaf kan aku…
Kemana Kau Pergi
Kala hembusan nafasmu menusuk tulangku
Belaian indah matamu sejukkan hatiku
Saat telingaku haus akan suaramu
Kau sentuh hasratku melalui tatapanmu
Terpaku jiwaku saat memandangmu
Terbujur kaku tubuhku saat kau sentuh
Melayang terbayang jiwa entah kemana
Saat rasakan indahnya bersama dirimu
Lambaian jiwamu
Hantui setiap hembusan nafasku
Iringi setiap langkah langkahku
Dan memacu setiap semangatku
Jiwa terasa sesak tanpa hadirnya kau di sisiku
Jantung terasa pekat tanpa tatapanmu
Dimanakah kau berada…?
Saat jiwaku membutuhkanmu…
Kemanakah engkau pergi…?
Saat ragaku mencarimu…
Dimana engkau berada saat ini…?
Belaian indah matamu sejukkan hatiku
Saat telingaku haus akan suaramu
Kau sentuh hasratku melalui tatapanmu
Terpaku jiwaku saat memandangmu
Terbujur kaku tubuhku saat kau sentuh
Melayang terbayang jiwa entah kemana
Saat rasakan indahnya bersama dirimu
Lambaian jiwamu
Hantui setiap hembusan nafasku
Iringi setiap langkah langkahku
Dan memacu setiap semangatku
Jiwa terasa sesak tanpa hadirnya kau di sisiku
Jantung terasa pekat tanpa tatapanmu
Dimanakah kau berada…?
Saat jiwaku membutuhkanmu…
Kemanakah engkau pergi…?
Saat ragaku mencarimu…
Dimana engkau berada saat ini…?
Teringat Kembali
Setetes hujan membasahi tubuhku…
Yang membuatku ingat padamu kembali
Khayalkan kau yang tiada di sisiku lagi
Kau tempuh jalanmu tuk tinggalkan aku…
Dan kutempuh jalanku tuk menikmati kesendirianku ini
Di sela sela kesepianku…
Mengingatkan aku padamu lagi
T’lah kucoba tuk tepiskan semua bayangan tentangmu
T’lah kucoba tuk menghapus semua ingatanku tentangmu
Namun aku takkan pernah bisa…
Takkan pernah bisa melupakan dirimu yang t’lah pergi
Kuingin kau kembali menjadi milikku seperti sedia kala
Dan aku kan berjanji pada dirimu…
Takkan pernah tuk melukai hatimu lagi
Maafkanlah diriku...Karna aku mencintaimu
Yang membuatku ingat padamu kembali
Khayalkan kau yang tiada di sisiku lagi
Kau tempuh jalanmu tuk tinggalkan aku…
Dan kutempuh jalanku tuk menikmati kesendirianku ini
Di sela sela kesepianku…
Mengingatkan aku padamu lagi
T’lah kucoba tuk tepiskan semua bayangan tentangmu
T’lah kucoba tuk menghapus semua ingatanku tentangmu
Namun aku takkan pernah bisa…
Takkan pernah bisa melupakan dirimu yang t’lah pergi
Kuingin kau kembali menjadi milikku seperti sedia kala
Dan aku kan berjanji pada dirimu…
Takkan pernah tuk melukai hatimu lagi
Maafkanlah diriku...Karna aku mencintaimu
Tetesan Nada
Disaat aku mendengar nada…
Hatiku meneteskan butiran-butiran kata…
Untuk memecahkan kesunyian ini
Mendaur arti rintihan dari segumpal jiwa
Semua yang terjadi bukanlah dipinta
Semua yang berlaku bukanlah direncana
Hanya saja, semua itu menjadi teman di kala sepi
Menjemput fajar yang akan kembali bertahta
Kemudian kembali terdiam dan tertunduk malu
Disaat siang berlalu tak berpamit
Seandainya nada itu mampu berkata
Tentu warna itu kembali bercahaya
Bukan seperti saat ini, diam tampak buram!
Saat ini nada itu hanya mampu diteteskan
Melalui butiran-butiran kata yang sukar dimengerti
Sepanjang perjalanan hidup ini
Dalam pengembaraan yang ku tak pernah singgah
Semuanya masih tetap misteri
Disaat mata tak lagi sudi menoleh…
Hati terisris mengalir hingga kenadi
Disaat bibir tak mampu lagi berucap…
Hanya diam dengan seribu tanya
Disaat aku mendengar nada…
Yang mendengar hanyalah bayangan
Bayangan yang tak pernah nyata
Sebuah kenyataan yang enggan diuraikan
Hatiku meneteskan butiran-butiran kata…
Untuk memecahkan kesunyian ini
Mendaur arti rintihan dari segumpal jiwa
Semua yang terjadi bukanlah dipinta
Semua yang berlaku bukanlah direncana
Hanya saja, semua itu menjadi teman di kala sepi
Menjemput fajar yang akan kembali bertahta
Kemudian kembali terdiam dan tertunduk malu
Disaat siang berlalu tak berpamit
Seandainya nada itu mampu berkata
Tentu warna itu kembali bercahaya
Bukan seperti saat ini, diam tampak buram!
Saat ini nada itu hanya mampu diteteskan
Melalui butiran-butiran kata yang sukar dimengerti
Sepanjang perjalanan hidup ini
Dalam pengembaraan yang ku tak pernah singgah
Semuanya masih tetap misteri
Disaat mata tak lagi sudi menoleh…
Hati terisris mengalir hingga kenadi
Disaat bibir tak mampu lagi berucap…
Hanya diam dengan seribu tanya
Disaat aku mendengar nada…
Yang mendengar hanyalah bayangan
Bayangan yang tak pernah nyata
Sebuah kenyataan yang enggan diuraikan
Kapankah Saat Itu…?
Saat aku yakin, mata ini lelah
Waktu berhenti berdetak terbuai mimpi
Lamunan pun menghilang, tiada suara lagi
Diam tuk menunggu saat yang tepat
Saat waktu kembali berputar
Datang seiring nada yang kudengar
Irama yang selama ini ingin ku nikmati
Menyambut pagi yang cerah nan indah
Memecahkan sepi dibalik tirai yang bercahaya
Benarkah jiwa ini tlah tersentuh embun pagi…?
Oleh lamunan yang telah engkau titipkan
Namun…sinarannya masih enggan tuk menjawab
Apakah ini penyebab langkahku tergontai…?
Atau kau juga menunggu saat yang tepat…?
Saat hati ini yakin, kenyataan menjadi mimpi
Waktu terus berputar tetapi cahayanya kembali redup
Tetesan embun-embun pagi tlah kering
Sinarannya membakar dengan garang
Membuat hati ini kembali sepi…
Kembali diam…
Kapankah saat itu akan tiba…?
Saat-saat hatimu menghampiri hatiku…
Saat-saat yang tlah lama aku tunggu…
Saat-saat dengan sejuta restu…
Saat-saat menjadi sahabat sehatimu…
Waktu berhenti berdetak terbuai mimpi
Lamunan pun menghilang, tiada suara lagi
Diam tuk menunggu saat yang tepat
Saat waktu kembali berputar
Datang seiring nada yang kudengar
Irama yang selama ini ingin ku nikmati
Menyambut pagi yang cerah nan indah
Memecahkan sepi dibalik tirai yang bercahaya
Benarkah jiwa ini tlah tersentuh embun pagi…?
Oleh lamunan yang telah engkau titipkan
Namun…sinarannya masih enggan tuk menjawab
Apakah ini penyebab langkahku tergontai…?
Atau kau juga menunggu saat yang tepat…?
Saat hati ini yakin, kenyataan menjadi mimpi
Waktu terus berputar tetapi cahayanya kembali redup
Tetesan embun-embun pagi tlah kering
Sinarannya membakar dengan garang
Membuat hati ini kembali sepi…
Kembali diam…
Kapankah saat itu akan tiba…?
Saat-saat hatimu menghampiri hatiku…
Saat-saat yang tlah lama aku tunggu…
Saat-saat dengan sejuta restu…
Saat-saat menjadi sahabat sehatimu…
Aku Berlalu Dengan Sejuta Tanya
Tak ada niatku tuk berjumpa denganmu saat itu
Namun langkahku seakan kau tuntun kearahmu
Bukan karna bumi bergeser ataupun bergoncang
Namun jantungku berdegup kencang, kala itu
Kemudian berlarilah engakau dengan sejuta senyummu
Saat aku mulai menghampirimu, mencoba mendekatimu
Namun kau menjauh dari sudut pandanganku
Yang membuat langkahku menjadi gontai
Aku bimbang, aku menjadi ragu…
Timbul berjuta pertanyaan yang menghampiriku
Burukkah ini?…atau aku yang terlalu kepadamu…?
Semua pertanyaan itu sukar kujawab
Lalu kudengar lontaran kata, namun bukan darimu
Cuaca yang dingin membuat tubuhku kepanasan
Udara yang sejuk membuat tubuhku berkeringat
Jiwa yang seakan tenang sukar terkendali
Dibalik lontaran kata itu
Aku bertanya tentang dirimu
Namun tak ada jawaban, hanya diam
Tiada kata pembuka malam itu
Dan aku berlalu dengan sejuta tanya, Kenapa…?
Namun langkahku seakan kau tuntun kearahmu
Bukan karna bumi bergeser ataupun bergoncang
Namun jantungku berdegup kencang, kala itu
Kemudian berlarilah engakau dengan sejuta senyummu
Saat aku mulai menghampirimu, mencoba mendekatimu
Namun kau menjauh dari sudut pandanganku
Yang membuat langkahku menjadi gontai
Aku bimbang, aku menjadi ragu…
Timbul berjuta pertanyaan yang menghampiriku
Burukkah ini?…atau aku yang terlalu kepadamu…?
Semua pertanyaan itu sukar kujawab
Lalu kudengar lontaran kata, namun bukan darimu
Cuaca yang dingin membuat tubuhku kepanasan
Udara yang sejuk membuat tubuhku berkeringat
Jiwa yang seakan tenang sukar terkendali
Dibalik lontaran kata itu
Aku bertanya tentang dirimu
Namun tak ada jawaban, hanya diam
Tiada kata pembuka malam itu
Dan aku berlalu dengan sejuta tanya, Kenapa…?
Aku Masih Milikmu
Tak pernah ku berfikir untuk bermimpi
Tak pernah ku bayangkan untuk memiliki
Aku Tahu hatimu yang tak bertepi
Teguhnya cintamu padaku hingga kini
Aku tak berharap kau selalu menantiku
Aku tak ingin kau selalu bersedih memikirkanku
Aku tak ingin cinta ini pahit bagai empedu
Namun kuakui...aku juga tak kuasa melupakanmu
Kini t'lah dapat kubayangkan akan dirimu
Kini t'lah dapat kuimpikan berdua hanya bersamamu.
Namun mengapa hingga kini kau belum dapat kurasakan nyata didepanku...?
Kasih...
Maafkan daku hingga kini masih membuatmu menunggu
Namun kuatkah kau untuk selalu tetap setia...?
Kasih...
Aku yakin kau selalu utuh hanya untukku
Dalam lamunanku...Dalan Mimpiku...Dan disetiap langkahku...
Hanya dirimu seorang dalam hatiku.
Yang kuucapkan bukanlah palsu
Yang kuutarakan bukanlah dusta
Aku cinta padamu,...Aku sayang padamu
Hingga kini ku masih sendiri dan hanya untukmu
Tak pernah ku bayangkan untuk memiliki
Aku Tahu hatimu yang tak bertepi
Teguhnya cintamu padaku hingga kini
Aku tak berharap kau selalu menantiku
Aku tak ingin kau selalu bersedih memikirkanku
Aku tak ingin cinta ini pahit bagai empedu
Namun kuakui...aku juga tak kuasa melupakanmu
Kini t'lah dapat kubayangkan akan dirimu
Kini t'lah dapat kuimpikan berdua hanya bersamamu.
Namun mengapa hingga kini kau belum dapat kurasakan nyata didepanku...?
Kasih...
Maafkan daku hingga kini masih membuatmu menunggu
Namun kuatkah kau untuk selalu tetap setia...?
Kasih...
Aku yakin kau selalu utuh hanya untukku
Dalam lamunanku...Dalan Mimpiku...Dan disetiap langkahku...
Hanya dirimu seorang dalam hatiku.
Yang kuucapkan bukanlah palsu
Yang kuutarakan bukanlah dusta
Aku cinta padamu,...Aku sayang padamu
Hingga kini ku masih sendiri dan hanya untukmu
Menanti Jawaban
Malam ini tak ku lihat lagi sinar rembulan
Yang senantiasa memberikan ku penerang disaat malam
Yang menemani kesendiriaanku disaat hati lara
Ada apa gerangan…oh, sang rembulan…?
Mengapa kini wajah nan ayu tertunduk membisu…
Hingga tak mau muncul kembali…
S’lalu menghindari di kala ku sepi…
Tak ada kabarmu hingga kini…
Ada apa denganmu…oh, sayang…?
Kasih…jangan biarkan aku bertanya sendiri…
Sudihkah kau membiarkan ku terluka teramat dalam…
Bagai kumbang yang patah sayapnya dan terjungkal…
Hingga jatuh ke bumi hingga susah bangkit kembali…
Kasih…ada apa gerangan denganmu…
Bagai dawai yang tak merdu lagi…
Yang kau tinggal kan tanpa kau petik lagi
Bagai hati ini yang kau tinggalkan hingga kesepian
Kasih…ada apa gerangan denganmu…
Jawablah…sayang…
Apakah kau telah beralih haluan
Dalam mengarungi rentang kehidupan ini
Sayang…jawablah
Aku akan ikhlas menerima segala jawabmu
Yang senantiasa memberikan ku penerang disaat malam
Yang menemani kesendiriaanku disaat hati lara
Ada apa gerangan…oh, sang rembulan…?
Mengapa kini wajah nan ayu tertunduk membisu…
Hingga tak mau muncul kembali…
S’lalu menghindari di kala ku sepi…
Tak ada kabarmu hingga kini…
Ada apa denganmu…oh, sayang…?
Kasih…jangan biarkan aku bertanya sendiri…
Sudihkah kau membiarkan ku terluka teramat dalam…
Bagai kumbang yang patah sayapnya dan terjungkal…
Hingga jatuh ke bumi hingga susah bangkit kembali…
Kasih…ada apa gerangan denganmu…
Bagai dawai yang tak merdu lagi…
Yang kau tinggal kan tanpa kau petik lagi
Bagai hati ini yang kau tinggalkan hingga kesepian
Kasih…ada apa gerangan denganmu…
Jawablah…sayang…
Apakah kau telah beralih haluan
Dalam mengarungi rentang kehidupan ini
Sayang…jawablah
Aku akan ikhlas menerima segala jawabmu
Aku ada untuk mu
Aku ada untukmu hadiah terbaik bagiku
Bukan gantungan bintang dilangit rajutanku
Bukan juga menariknya anggur merahmu
Diantara sajian intan ditempat tak berbayang
Berlarilah kelautan cintaku
Dekat sebuah kayu bersilang disana
Dekat diatas rumput yang memerah
Direndaman jerami dijengkalku
Sudah...aku sudah merangkainya untukmu
Sudah juga menangis untukmu
Diamlah dekatku...karena kau tenang disini
Bijaklah disaat kebodohan menjadi kegembiraanmu
Inilah saatnya tepat, sebab malam tak bertanda
Juga siangnya tak berpamit
Berjalanlah terus... bukannya sendiri
Kasihku memegangmu...
Sampai untaian terakhir dipinggiran waktu
Bukan gantungan bintang dilangit rajutanku
Bukan juga menariknya anggur merahmu
Diantara sajian intan ditempat tak berbayang
Berlarilah kelautan cintaku
Dekat sebuah kayu bersilang disana
Dekat diatas rumput yang memerah
Direndaman jerami dijengkalku
Sudah...aku sudah merangkainya untukmu
Sudah juga menangis untukmu
Diamlah dekatku...karena kau tenang disini
Bijaklah disaat kebodohan menjadi kegembiraanmu
Inilah saatnya tepat, sebab malam tak bertanda
Juga siangnya tak berpamit
Berjalanlah terus... bukannya sendiri
Kasihku memegangmu...
Sampai untaian terakhir dipinggiran waktu
Bahasa Kalbu
Kau satu terkasih…
Kulihat disinar matamu
Tersimpan kekayaan batinmu
Didalam senyummu…
Kudengar bahasa kalbumu
Mengalun bening menggetarkan
Kini dirimu yang selalu…
Bertahta dibenakku
Dan aku kan mengiringi…
Bersama disetiap langkahmu
Percayalah hanya diriku paling mengerti
Kegelisahan jiwamu kasih
Dan arti kata kecewamu
Kasih…
Kakinlah, hanya aku yang paling memahami
Resah arti kejujuran diri…
Indah sanubarimu kasih
Percayalah…
Kulihat disinar matamu
Tersimpan kekayaan batinmu
Didalam senyummu…
Kudengar bahasa kalbumu
Mengalun bening menggetarkan
Kini dirimu yang selalu…
Bertahta dibenakku
Dan aku kan mengiringi…
Bersama disetiap langkahmu
Percayalah hanya diriku paling mengerti
Kegelisahan jiwamu kasih
Dan arti kata kecewamu
Kasih…
Kakinlah, hanya aku yang paling memahami
Resah arti kejujuran diri…
Indah sanubarimu kasih
Percayalah…
Terima Kasih Sayang
Di keheningan malam ini aku tak dapat tidur
Terdengar derap langkah dalam hati ini…
Sepertinya ada seseorang yang memanggilku
Melambai berharap aku ada disampingnya…
Cinta mengagetkan ku lagi…
Setelah sekian lama, dan ku berfikir…
Cermin di wajah sang ayu kembali membayangiku
Dalam derap langkah menusuk kalbu
Mengalunkan melody yang mengisi kekosongan malam…
Mengucapkan salam Cinta pada malam ini…
Mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahunku…
Kan kuingat selalu setiap yang ada pada dirimu, sayang…
Sebab walau kau tak tahu, aku selalu merindukanmu
Dan dalam detak jantung ini ada namamu…
Tak mungkin akan kulupakan sebab kau adalah nafas hidupku
Terima Kasih Sayang…atas segala yang kau beri buatku…
Terimas Kasih
Terdengar derap langkah dalam hati ini…
Sepertinya ada seseorang yang memanggilku
Melambai berharap aku ada disampingnya…
Cinta mengagetkan ku lagi…
Setelah sekian lama, dan ku berfikir…
Cermin di wajah sang ayu kembali membayangiku
Dalam derap langkah menusuk kalbu
Mengalunkan melody yang mengisi kekosongan malam…
Mengucapkan salam Cinta pada malam ini…
Mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahunku…
Kan kuingat selalu setiap yang ada pada dirimu, sayang…
Sebab walau kau tak tahu, aku selalu merindukanmu
Dan dalam detak jantung ini ada namamu…
Tak mungkin akan kulupakan sebab kau adalah nafas hidupku
Terima Kasih Sayang…atas segala yang kau beri buatku…
Terimas Kasih
kau hantui aku
kau hantui aku
kau torehkan sayatan yang dalam
kucoba tuk lari darimu
tapi kau selalu
hadir dengan janji tanpa makna
ku pergi tinggalkanmu
kau hadir kembali
dengan kiasan
yang mengahnyutkanku
dan klu terjebak dalam pangkuanmu
berulang kali
kau lakukan itu
ketika pesonakan cinta
kau kabur
dengat menancapkan pedang tajam
kuhanya terisak menitikan air mata
dan termenung dalam kesepianku
kumenjerit
tapi tak kau dengar
ku ambruk
tak kau hiraukan
hanya harapan
yang kuhaturkan
semoga kau bahagia
setelah
kau pergi tanpa pamit
dengan luka yang sangat perih
kau torehkan sayatan yang dalam
kucoba tuk lari darimu
tapi kau selalu
hadir dengan janji tanpa makna
ku pergi tinggalkanmu
kau hadir kembali
dengan kiasan
yang mengahnyutkanku
dan klu terjebak dalam pangkuanmu
berulang kali
kau lakukan itu
ketika pesonakan cinta
kau kabur
dengat menancapkan pedang tajam
kuhanya terisak menitikan air mata
dan termenung dalam kesepianku
kumenjerit
tapi tak kau dengar
ku ambruk
tak kau hiraukan
hanya harapan
yang kuhaturkan
semoga kau bahagia
setelah
kau pergi tanpa pamit
dengan luka yang sangat perih
Janji Yang Belum Tertunaikan
Kemarin…di tempat ini, dalam dunia maya
Dua insan telah bertemu, dengan senyum tanda perkenalan
Di hati mereka ada berjanji
Akan saling mencintai dengan mesra
Dan ingin menyambung silaturahmi
Semalam…di tempat ini…
Sepasang mata bertentangan…
Merangkai kata mengarang janji
Ingin hidup bersama…sedia hadapi rintangan apa saja
Di bawah cahaya lampu, bersaksikan bulan bintang
Hari ini…di tempat ini...
Mereka berjanji lagi di hadapan cahaya hati
Berjanji selalu setia akan hidup bahagia
Alangkah mesranya mereka
Seolah-olah tiada yang mendustai
Besok…di tempat ini…
Mereka akan berjanji lagi di atas pelamin indah
Ingin membina mahligai cinta
Dari pada impian dan harapan
Saling hormat menghormati, tiada curiga mencurigai
Lusa…di tempat ini…
Adakah mereka akan berjanji lagi
Sedang janji mereka belum ditunai, masih adakah kemesraan…
Mungkinkah akan terus bahagia dalam hidup yang penuh janji
Janji yang belum tertunai
Dua insan telah bertemu, dengan senyum tanda perkenalan
Di hati mereka ada berjanji
Akan saling mencintai dengan mesra
Dan ingin menyambung silaturahmi
Semalam…di tempat ini…
Sepasang mata bertentangan…
Merangkai kata mengarang janji
Ingin hidup bersama…sedia hadapi rintangan apa saja
Di bawah cahaya lampu, bersaksikan bulan bintang
Hari ini…di tempat ini...
Mereka berjanji lagi di hadapan cahaya hati
Berjanji selalu setia akan hidup bahagia
Alangkah mesranya mereka
Seolah-olah tiada yang mendustai
Besok…di tempat ini…
Mereka akan berjanji lagi di atas pelamin indah
Ingin membina mahligai cinta
Dari pada impian dan harapan
Saling hormat menghormati, tiada curiga mencurigai
Lusa…di tempat ini…
Adakah mereka akan berjanji lagi
Sedang janji mereka belum ditunai, masih adakah kemesraan…
Mungkinkah akan terus bahagia dalam hidup yang penuh janji
Janji yang belum tertunai
Bunga Diatas Air
Aku masih ingat sayang…
Kala itu musim semi hampir penghujung tahun…
Hati yang mengambang…
Bagai bunga terapung diatas air…
Kini cintamu bagai bunga yang mengapung diatas air
Saat itu kau telah menabur benih…
Namun tiga tahun telah berlalu…
Kau belum menuai hasilnya…
Sampai kapan…? Tanyamu padaku…
Sayang…
Aku hanyalah manusia biasa…
Yang berbentuk jasad bernafas dalam raga…
Aku jua tak kuasa menahan gejolak diatas penantian…
Kapan itu berakhir…dan kapan menuai hasil…
Akupun tak tahu…
Mungkin jawabnya hanya Dia yang tahu
Setidaknya bunga masih terapung diatas air…
Mungkin itu lebih baik, sayang…
Sebab bunga yang telah tenggelam…
Akan sukar naik lagi kepermukaan
Berarti masih ada sedikit harapan…
Hanya janji yang masih setia…
Dan doa yang dapat kupanjatkan…
Agar Cinta bertenagkan kedamaian
Kala itu musim semi hampir penghujung tahun…
Hati yang mengambang…
Bagai bunga terapung diatas air…
Kini cintamu bagai bunga yang mengapung diatas air
Saat itu kau telah menabur benih…
Namun tiga tahun telah berlalu…
Kau belum menuai hasilnya…
Sampai kapan…? Tanyamu padaku…
Sayang…
Aku hanyalah manusia biasa…
Yang berbentuk jasad bernafas dalam raga…
Aku jua tak kuasa menahan gejolak diatas penantian…
Kapan itu berakhir…dan kapan menuai hasil…
Akupun tak tahu…
Mungkin jawabnya hanya Dia yang tahu
Setidaknya bunga masih terapung diatas air…
Mungkin itu lebih baik, sayang…
Sebab bunga yang telah tenggelam…
Akan sukar naik lagi kepermukaan
Berarti masih ada sedikit harapan…
Hanya janji yang masih setia…
Dan doa yang dapat kupanjatkan…
Agar Cinta bertenagkan kedamaian
Getaran Cinta Yang Ternoda
Aku melihat sebuah tanda tentang kesedihan
Diawali oleh suara seekor burung gagak dimalam hari
Lalu telingaku serasa tertusuk-tusuk oleh sebuah suara
Dalam subuah ketidak berdayaan oleh Cinta yang terombang
Sesungguhnya Cinta adalah sebuah kejujuran…
Yang tak dapat diwakili oleh orang lain
Dan Cinta itu adalah sebuah keikhlasan…
Menerima apa adanya tanpa harus mempunyai sebuah prasangka
Kasih…
Dimalam yang dingin ini aku hanya dapat termangu
Termangu karena hatimu yang sedang gundah…
Entah karena apa…
Ataukah ada sebuah bisikan yang menghantam hatimu
Sehingga Cinta ini menjadi ternoda
Kasih…
Jangan berprasangka aku menyalahkanmu atas semua itu…
Dan jangan benarkan bisikan yang tak berjawab
Sebab semua itu akan menjadi irisan dihatimu
Kasih…
Aku tak ingin rintihan gagak itu adalah pertanda yang nyata
Yang menyebabkan Cinta menjadi getaran yang ternoda
Aku jua tak ingin, tak inginkan kepahitan…
Kepahitan yang menyebabkan ketidak berdayaan
Yang membuahkan kehancuran bagi Cinta kita…
Dimalam yang dingin ini, ku ingin…
Akan terhangatkan kembali oleh Cinta kita
Seperti dahulu kala, dengan membuang segala prasangka
Diawali oleh suara seekor burung gagak dimalam hari
Lalu telingaku serasa tertusuk-tusuk oleh sebuah suara
Dalam subuah ketidak berdayaan oleh Cinta yang terombang
Sesungguhnya Cinta adalah sebuah kejujuran…
Yang tak dapat diwakili oleh orang lain
Dan Cinta itu adalah sebuah keikhlasan…
Menerima apa adanya tanpa harus mempunyai sebuah prasangka
Kasih…
Dimalam yang dingin ini aku hanya dapat termangu
Termangu karena hatimu yang sedang gundah…
Entah karena apa…
Ataukah ada sebuah bisikan yang menghantam hatimu
Sehingga Cinta ini menjadi ternoda
Kasih…
Jangan berprasangka aku menyalahkanmu atas semua itu…
Dan jangan benarkan bisikan yang tak berjawab
Sebab semua itu akan menjadi irisan dihatimu
Kasih…
Aku tak ingin rintihan gagak itu adalah pertanda yang nyata
Yang menyebabkan Cinta menjadi getaran yang ternoda
Aku jua tak ingin, tak inginkan kepahitan…
Kepahitan yang menyebabkan ketidak berdayaan
Yang membuahkan kehancuran bagi Cinta kita…
Dimalam yang dingin ini, ku ingin…
Akan terhangatkan kembali oleh Cinta kita
Seperti dahulu kala, dengan membuang segala prasangka
Wajah Yang Berkabut
Jiwa yang kini terlana…
Hanyut dibuai asa dan praduga…
Oleh tatapan cintamu yang tak kumengerti
Namun kembali kau balikkan padaku…
Seakan semua seolah-olah ada yang tersembunyi
Dalam termenung aku mencoba meraba hatimu…
Mengukur setiap bekas-bekas masa lalu
Yang pernah kutitipkan padamu…
Namun aku tak kuasa untuk mengukurnya…
Sebab hatimu seperti tertembok oleh rantai misteri
Kasih…
Aku tidak pernah marah padamu…
Bukan pula harus kulari dari keadaan
Ataupun mencoba menatapmu dengan sebelah mata
Mungkin kau hanya salah mengartikan ucapanku
Kasih…
Aku…hatiku tak pernah berubah padamu
Sebab mungkin kau tak pernah tahu…
Atau mungkin kau belum memahamiku…
Namun sekian lama dan begitu jauh, mengapa…?
Kasih…
Didepan wajah yang berkabut
Aku tahu ada sesuatu yang mengganggumu
Bila aku kaurasa, jangan kata padaku…
Bila aku yang kau cinta, jangan dusta padaku
Bila aku yang kau suka, jangan ragukan itu
Seribu kata dan puisi ini kucipta…
Mungkin semuanya takkan jadi guna…
Bila kau anggap senja akan selamanya memerah…
Walau semua ini mungkin tak kau sadari…
Kata adalah puisi dari belahan hatiku untukmu
Hanyut dibuai asa dan praduga…
Oleh tatapan cintamu yang tak kumengerti
Namun kembali kau balikkan padaku…
Seakan semua seolah-olah ada yang tersembunyi
Dalam termenung aku mencoba meraba hatimu…
Mengukur setiap bekas-bekas masa lalu
Yang pernah kutitipkan padamu…
Namun aku tak kuasa untuk mengukurnya…
Sebab hatimu seperti tertembok oleh rantai misteri
Kasih…
Aku tidak pernah marah padamu…
Bukan pula harus kulari dari keadaan
Ataupun mencoba menatapmu dengan sebelah mata
Mungkin kau hanya salah mengartikan ucapanku
Kasih…
Aku…hatiku tak pernah berubah padamu
Sebab mungkin kau tak pernah tahu…
Atau mungkin kau belum memahamiku…
Namun sekian lama dan begitu jauh, mengapa…?
Kasih…
Didepan wajah yang berkabut
Aku tahu ada sesuatu yang mengganggumu
Bila aku kaurasa, jangan kata padaku…
Bila aku yang kau cinta, jangan dusta padaku
Bila aku yang kau suka, jangan ragukan itu
Seribu kata dan puisi ini kucipta…
Mungkin semuanya takkan jadi guna…
Bila kau anggap senja akan selamanya memerah…
Walau semua ini mungkin tak kau sadari…
Kata adalah puisi dari belahan hatiku untukmu
Aku Tak Pernah Berubah
Aku menatap ke langit di teras rumah
Ku lihat senja melukiskan kepiluan…
Dikelilingi cahaya yang memerah
Pada awan yang tertutup pekatnya malam…
Dalam penantian dibalik seputar tanda tanya...
Malam kini kian dingin…
Dan langkah kini ku hayunkan…
Selusuri jalan yang berpayungkan derasnya hujan
Tergambar seraut wajah yang muram…
Dibalik tanyamu, aku t'lah berubah…!
Ataukah sudut pandang kita yang t'lah berbeda…?
Kini langkahku semakin melambat
Dingin telah menusuk hingga ketulang-tulang
Ternyiang kembali tanya yang menusuk hingga ke hati
Membuat langkahku terhenti hingga lemas terkulai
Dulupun aku masih teringat…
Sebab bukan sekali ini kau ucap kata-kata itu
Namun, kinilah yang paling menyengat hingga tercipta sebuah luka
Luka yang mungkin tak kau sadari…
Hingga ku sukar bangkit kembali, dan aku bertanya…
KENAPA…?
Kasih…
Sungguhkah beruntun penderitaan ini…
Sementara disana hatimu t'lah terbakar…
Tetapi aku disini menggigil kedinginan
Sebab payung yang kau berikan serasa telah kau robek…
Oleh ucapan dan prasangka yang kau suguhkan
Kasih…
Haruskah kau turuti amarah dibalik senja yang memerah
Hingga malampun enggan untuk datang
Sampai cintapun terwaliki oleh prasangka…?
Aku t'lah berubah…?
Ataukah getaran cintaku yang tak kau rasa lagi…?
Atau mungkin ada bisikan-bisikan yang menodai ketulusanmu…?
Hingga cinta menjadi sebuah pelarian…?
Kasih…
Mungkin t'lah beribu kata kutulis untukmu
Tapi mungkin tak satupun yang kau resapi
Hingga maknanya tak dapat kau pahami…
Sampai akhirnya, sebuah bisikan meretakkan hati...
Haruskah itu…?
Diseputar tanda tanya itu, aku ingingkan sebuah jawaban
Bukan pengakuan dan penyesalan…
Namun ketulusan atas cinta yang ku nanti darimu
Agar luka ini dapat terobati…
Kasih…
Aku tak ingin luka ini semakin berlarut kau biarkan
Sebab semakin lama, akan meninggalkan bekas yang mendalam
Dan aku masih ingat, dulu cinta ini telah pernah berakhir…
Namun atas nama cinta dan kasih sayangmu telah tersambung kembali
Kasih…
Aku tak ingin ini terjadi seperti dua tahun yang lalu…
Sebab bila terjadi akan sukar tersambung kembali…
Bagai bunga diatas air yang mengambang…
Bila tenggelam sukar naik kepermukaan
Walaupun ada sedikit harapan…
Mungkin harapan itu akan menjadi lembaran hitam
Kasih…
Jangan biarkan tulisan ini menjadi pudar warnanya
Sebab aku tak ingin mengakhiri segalanya dengan tinta merah
Dan menjadi goresan pena yang terakhir…
Karena ku ingin selalu mengabadikan cinta kita
Kasih…oh, sayangku…
Kini aku tak sanggup membendung air mata ini…
Diriku bukanlah sebuah kebohongan yang menipu atas nama cintamu
Sebab aku tak dapat membohongi diriku sendiri…
Bahwa didalam hati ini hanya ada dirimu seorang…
Aku tidak memandang apa-apa darimu…
Bukan paras maupun kejayaan yang kucari darimu
Tapi kesucian hatimu yang ikhlas yang kudambakan
Hingga kudapatkan cintamu tuk membuka pintu ke syurga
Sayang...hidup ini hanya sekali, begitu jua dengan cinta
Maka buat apa aku mendustai hatimu…
Sebab dusta itu akan membawa penderitaan…
Kasih…
Aku ingin selalu mengingat namamu disetiap langkahku
Aku ingin selalu kau menemani pada setiap mimpiku
Sampa akhirnya kau dapat kurasakan nyata didepanku
Hingga cinta bersambung ketali silahturahmi
Yang dapat membawa kebahagiaan menjalani sisa hidup ini
Kasih…
Dari dulu hingga kini aku tak pernah berubah
Dan cintaku utuh hanya selalu untukmu…
Aku berharap, selamanya takkan ada rahasia diantara kita
Agar kita selalu bahagia bersama selamanya dengan cinta
Ku lihat senja melukiskan kepiluan…
Dikelilingi cahaya yang memerah
Pada awan yang tertutup pekatnya malam…
Dalam penantian dibalik seputar tanda tanya...
Malam kini kian dingin…
Dan langkah kini ku hayunkan…
Selusuri jalan yang berpayungkan derasnya hujan
Tergambar seraut wajah yang muram…
Dibalik tanyamu, aku t'lah berubah…!
Ataukah sudut pandang kita yang t'lah berbeda…?
Kini langkahku semakin melambat
Dingin telah menusuk hingga ketulang-tulang
Ternyiang kembali tanya yang menusuk hingga ke hati
Membuat langkahku terhenti hingga lemas terkulai
Dulupun aku masih teringat…
Sebab bukan sekali ini kau ucap kata-kata itu
Namun, kinilah yang paling menyengat hingga tercipta sebuah luka
Luka yang mungkin tak kau sadari…
Hingga ku sukar bangkit kembali, dan aku bertanya…
KENAPA…?
Kasih…
Sungguhkah beruntun penderitaan ini…
Sementara disana hatimu t'lah terbakar…
Tetapi aku disini menggigil kedinginan
Sebab payung yang kau berikan serasa telah kau robek…
Oleh ucapan dan prasangka yang kau suguhkan
Kasih…
Haruskah kau turuti amarah dibalik senja yang memerah
Hingga malampun enggan untuk datang
Sampai cintapun terwaliki oleh prasangka…?
Aku t'lah berubah…?
Ataukah getaran cintaku yang tak kau rasa lagi…?
Atau mungkin ada bisikan-bisikan yang menodai ketulusanmu…?
Hingga cinta menjadi sebuah pelarian…?
Kasih…
Mungkin t'lah beribu kata kutulis untukmu
Tapi mungkin tak satupun yang kau resapi
Hingga maknanya tak dapat kau pahami…
Sampai akhirnya, sebuah bisikan meretakkan hati...
Haruskah itu…?
Diseputar tanda tanya itu, aku ingingkan sebuah jawaban
Bukan pengakuan dan penyesalan…
Namun ketulusan atas cinta yang ku nanti darimu
Agar luka ini dapat terobati…
Kasih…
Aku tak ingin luka ini semakin berlarut kau biarkan
Sebab semakin lama, akan meninggalkan bekas yang mendalam
Dan aku masih ingat, dulu cinta ini telah pernah berakhir…
Namun atas nama cinta dan kasih sayangmu telah tersambung kembali
Kasih…
Aku tak ingin ini terjadi seperti dua tahun yang lalu…
Sebab bila terjadi akan sukar tersambung kembali…
Bagai bunga diatas air yang mengambang…
Bila tenggelam sukar naik kepermukaan
Walaupun ada sedikit harapan…
Mungkin harapan itu akan menjadi lembaran hitam
Kasih…
Jangan biarkan tulisan ini menjadi pudar warnanya
Sebab aku tak ingin mengakhiri segalanya dengan tinta merah
Dan menjadi goresan pena yang terakhir…
Karena ku ingin selalu mengabadikan cinta kita
Kasih…oh, sayangku…
Kini aku tak sanggup membendung air mata ini…
Diriku bukanlah sebuah kebohongan yang menipu atas nama cintamu
Sebab aku tak dapat membohongi diriku sendiri…
Bahwa didalam hati ini hanya ada dirimu seorang…
Aku tidak memandang apa-apa darimu…
Bukan paras maupun kejayaan yang kucari darimu
Tapi kesucian hatimu yang ikhlas yang kudambakan
Hingga kudapatkan cintamu tuk membuka pintu ke syurga
Sayang...hidup ini hanya sekali, begitu jua dengan cinta
Maka buat apa aku mendustai hatimu…
Sebab dusta itu akan membawa penderitaan…
Kasih…
Aku ingin selalu mengingat namamu disetiap langkahku
Aku ingin selalu kau menemani pada setiap mimpiku
Sampa akhirnya kau dapat kurasakan nyata didepanku
Hingga cinta bersambung ketali silahturahmi
Yang dapat membawa kebahagiaan menjalani sisa hidup ini
Kasih…
Dari dulu hingga kini aku tak pernah berubah
Dan cintaku utuh hanya selalu untukmu…
Aku berharap, selamanya takkan ada rahasia diantara kita
Agar kita selalu bahagia bersama selamanya dengan cinta
Langganan:
Postingan (Atom)