Selasa, 04 Mei 2010

Kasih Tak Berbalas

Sesungguhnya dimataku…
Engkau tampak begitu memukau…
Dan telah menawan hatiku
Kuingin memiliki dirimu seutuhnya
Menjadikan engkau kekasih dalam hidupku
Menjadikan cinta dalam setiap nafasku

Tetapi...
Di matamu aku bukan orang yang berarti
Aku hanya ingin kau tahu
Semakin dekatnya dirimu membuat gundah setiap rasaku
Ku ingin berlari tiada henti
Tak ingin terkejar perasaanku terhadapmu

Namun…
Saat kau tak di sisiku walau sedetik
Aku merasa kehilangan bagian dalam diriku
Terasa hampa perasaan yang harus kuhadapi
Terlalu getir namun tak dapat kau mengerti

Aku runtuh saat mulai menatapmu
Engkau begitu menawan di mata ini, dan…
Engkau begitu indah dalam setiap pandanganku…

Kau hanya menganggap ku bukan apa-apa
Tanpa kau sadari aku telah jatuh cinta kepadamu…
Tanpa kau ketahui, aku telah tergoda tuk menjadi kekasihmu…
Ku ingin kau mengerti bahwa aku sangat mencintai dirimu…
Menyayangi dirimu...dan mendambakan dirimu...

Biarkan Aku Pergi

Menjunjungmu dalam anganku
Mempersilakanmu dalam hatiku
Membiarkanmu menjadi impianku
Menerbangkanku dalam hayalanku

Aku terbuai asmara darimu
Terimpikan kau menjadi keabadian cintaku
Memelas dan merintih coba tuk kutahan
Tertusuk rasa sakit yang dalam oleh dirimu

Apakah engkau paham dengan malam…
Mengecam jiwa terancam…
Menjahit pahitnya sakit yang menjerit…

Ku harus lari…lari dari dirimu…
Biarkanku pergi…tinggalkan sesak tanpa dirimu…
Kaki harus melangkah jauh tak terarah…
Meski harus redam amarah…
Ku harus jauh tanpa dirimu lag

Maafkan Aku Kasih

Maafkan aku yang selalu menebarkan duri dihatimu
Sesungguhnya ku ingin membahagiakanmu
Dengan petikan-petikan melodiku…
Alunan nada-nada harmonisku, dan…
Suara-suara yang mengalun mengiringi lagu-laguku

Kuingin memberikan kedamaian dalam tidurmu
Dengan mimpi-mimpi indahku
Menemani keheningan malam memeluk erat jiwamu
Sesungguhnya setiap nada yang kumainkan dari gitarku…
Adalah sebentuk cinta suciku untukmu…
Sepenggal nafasku untuk kebahagiaanmu…
Seluruh ragaku untuk kebahagiaanmu…

Maafkan aku kasih...
Sesungguhnya cintaku padamu tidak akan pernah putus
Seperti nada yang mengalun dari gemericik air terjun…
Nada-nada yang indah dan romantis yang selalu mengilhamiku
Maafkan aku kasih...Maaf kan aku…

Kemana Kau Pergi

Kala hembusan nafasmu menusuk tulangku
Belaian indah matamu sejukkan hatiku
Saat telingaku haus akan suaramu
Kau sentuh hasratku melalui tatapanmu

Terpaku jiwaku saat memandangmu
Terbujur kaku tubuhku saat kau sentuh
Melayang terbayang jiwa entah kemana
Saat rasakan indahnya bersama dirimu

Lambaian jiwamu
Hantui setiap hembusan nafasku
Iringi setiap langkah langkahku
Dan memacu setiap semangatku

Jiwa terasa sesak tanpa hadirnya kau di sisiku
Jantung terasa pekat tanpa tatapanmu
Dimanakah kau berada…?

Saat jiwaku membutuhkanmu…
Kemanakah engkau pergi…?
Saat ragaku mencarimu…
Dimana engkau berada saat ini…?

Teringat Kembali

Setetes hujan membasahi tubuhku…
Yang membuatku ingat padamu kembali
Khayalkan kau yang tiada di sisiku lagi
Kau tempuh jalanmu tuk tinggalkan aku…
Dan kutempuh jalanku tuk menikmati kesendirianku ini
Di sela sela kesepianku…
Mengingatkan aku padamu lagi
T’lah kucoba tuk tepiskan semua bayangan tentangmu
T’lah kucoba tuk menghapus semua ingatanku tentangmu

Namun aku takkan pernah bisa…
Takkan pernah bisa melupakan dirimu yang t’lah pergi
Kuingin kau kembali menjadi milikku seperti sedia kala
Dan aku kan berjanji pada dirimu…
Takkan pernah tuk melukai hatimu lagi
Maafkanlah diriku...Karna aku mencintaimu

Tetesan Nada

Disaat aku mendengar nada…

Hatiku meneteskan butiran-butiran kata…

Untuk memecahkan kesunyian ini

Mendaur arti rintihan dari segumpal jiwa

Semua yang terjadi bukanlah dipinta

Semua yang berlaku bukanlah direncana

Hanya saja, semua itu menjadi teman di kala sepi

Menjemput fajar yang akan kembali bertahta

Kemudian kembali terdiam dan tertunduk malu

Disaat siang berlalu tak berpamit

Seandainya nada itu mampu berkata

Tentu warna itu kembali bercahaya

Bukan seperti saat ini, diam tampak buram!

Saat ini nada itu hanya mampu diteteskan

Melalui butiran-butiran kata yang sukar dimengerti

Sepanjang perjalanan hidup ini

Dalam pengembaraan yang ku tak pernah singgah

Semuanya masih tetap misteri

Disaat mata tak lagi sudi menoleh…

Hati terisris mengalir hingga kenadi

Disaat bibir tak mampu lagi berucap…

Hanya diam dengan seribu tanya

Disaat aku mendengar nada…

Yang mendengar hanyalah bayangan

Bayangan yang tak pernah nyata

Sebuah kenyataan yang enggan diuraikan

Kapankah Saat Itu…?

Saat aku yakin, mata ini lelah

Waktu berhenti berdetak terbuai mimpi

Lamunan pun menghilang, tiada suara lagi

Diam tuk menunggu saat yang tepat

Saat waktu kembali berputar

Datang seiring nada yang kudengar

Irama yang selama ini ingin ku nikmati

Menyambut pagi yang cerah nan indah

Memecahkan sepi dibalik tirai yang bercahaya

Benarkah jiwa ini tlah tersentuh embun pagi…?

Oleh lamunan yang telah engkau titipkan

Namun…sinarannya masih enggan tuk menjawab

Apakah ini penyebab langkahku tergontai…?

Atau kau juga menunggu saat yang tepat…?

Saat hati ini yakin, kenyataan menjadi mimpi

Waktu terus berputar tetapi cahayanya kembali redup

Tetesan embun-embun pagi tlah kering

Sinarannya membakar dengan garang

Membuat hati ini kembali sepi…

Kembali diam…

Kapankah saat itu akan tiba…?

Saat-saat hatimu menghampiri hatiku…

Saat-saat yang tlah lama aku tunggu…

Saat-saat dengan sejuta restu…

Saat-saat menjadi sahabat sehatimu…

Aku Berlalu Dengan Sejuta Tanya

Tak ada niatku tuk berjumpa denganmu saat itu

Namun langkahku seakan kau tuntun kearahmu

Bukan karna bumi bergeser ataupun bergoncang

Namun jantungku berdegup kencang, kala itu

Kemudian berlarilah engakau dengan sejuta senyummu

Saat aku mulai menghampirimu, mencoba mendekatimu

Namun kau menjauh dari sudut pandanganku

Yang membuat langkahku menjadi gontai

Aku bimbang, aku menjadi ragu…

Timbul berjuta pertanyaan yang menghampiriku

Burukkah ini?…atau aku yang terlalu kepadamu…?

Semua pertanyaan itu sukar kujawab

Lalu kudengar lontaran kata, namun bukan darimu

Cuaca yang dingin membuat tubuhku kepanasan

Udara yang sejuk membuat tubuhku berkeringat

Jiwa yang seakan tenang sukar terkendali

Dibalik lontaran kata itu

Aku bertanya tentang dirimu

Namun tak ada jawaban, hanya diam

Tiada kata pembuka malam itu

Dan aku berlalu dengan sejuta tanya, Kenapa…?

Aku Masih Milikmu

Tak pernah ku berfikir untuk bermimpi
Tak pernah ku bayangkan untuk memiliki
Aku Tahu hatimu yang tak bertepi
Teguhnya cintamu padaku hingga kini

Aku tak berharap kau selalu menantiku
Aku tak ingin kau selalu bersedih memikirkanku
Aku tak ingin cinta ini pahit bagai empedu
Namun kuakui...aku juga tak kuasa melupakanmu

Kini t'lah dapat kubayangkan akan dirimu
Kini t'lah dapat kuimpikan berdua hanya bersamamu.
Namun mengapa hingga kini kau belum dapat kurasakan nyata didepanku...?


Kasih...
Maafkan daku hingga kini masih membuatmu menunggu
Namun kuatkah kau untuk selalu tetap setia...?
Kasih...
Aku yakin kau selalu utuh hanya untukku
Dalam lamunanku...Dalan Mimpiku...Dan disetiap langkahku...
Hanya dirimu seorang dalam hatiku.

Yang kuucapkan bukanlah palsu
Yang kuutarakan bukanlah dusta
Aku cinta padamu,...Aku sayang padamu
Hingga kini ku masih sendiri dan hanya untukmu

Menanti Jawaban

Malam ini tak ku lihat lagi sinar rembulan

Yang senantiasa memberikan ku penerang disaat malam

Yang menemani kesendiriaanku disaat hati lara

Ada apa gerangan…oh, sang rembulan…?

Mengapa kini wajah nan ayu tertunduk membisu…

Hingga tak mau muncul kembali…

S’lalu menghindari di kala ku sepi…

Tak ada kabarmu hingga kini…

Ada apa denganmu…oh, sayang…?

Kasih…jangan biarkan aku bertanya sendiri…

Sudihkah kau membiarkan ku terluka teramat dalam…

Bagai kumbang yang patah sayapnya dan terjungkal…

Hingga jatuh ke bumi hingga susah bangkit kembali…

Kasih…ada apa gerangan denganmu…

Bagai dawai yang tak merdu lagi…

Yang kau tinggal kan tanpa kau petik lagi

Bagai hati ini yang kau tinggalkan hingga kesepian

Kasih…ada apa gerangan denganmu…

Jawablah…sayang…

Apakah kau telah beralih haluan

Dalam mengarungi rentang kehidupan ini

Sayang…jawablah

Aku akan ikhlas menerima segala jawabmu

Aku ada untuk mu

Aku ada untukmu hadiah terbaik bagiku

Bukan gantungan bintang dilangit rajutanku

Bukan juga menariknya anggur merahmu

Diantara sajian intan ditempat tak berbayang



Berlarilah kelautan cintaku

Dekat sebuah kayu bersilang disana

Dekat diatas rumput yang memerah

Direndaman jerami dijengkalku



Sudah...aku sudah merangkainya untukmu

Sudah juga menangis untukmu

Diamlah dekatku...karena kau tenang disini

Bijaklah disaat kebodohan menjadi kegembiraanmu



Inilah saatnya tepat, sebab malam tak bertanda

Juga siangnya tak berpamit

Berjalanlah terus... bukannya sendiri

Kasihku memegangmu...

Sampai untaian terakhir dipinggiran waktu

Bahasa Kalbu

Kau satu terkasih…
Kulihat disinar matamu
Tersimpan kekayaan batinmu

Didalam senyummu…
Kudengar bahasa kalbumu
Mengalun bening menggetarkan
Kini dirimu yang selalu…
Bertahta dibenakku
Dan aku kan mengiringi…
Bersama disetiap langkahmu

Percayalah hanya diriku paling mengerti
Kegelisahan jiwamu kasih
Dan arti kata kecewamu

Kasih…
Kakinlah, hanya aku yang paling memahami
Resah arti kejujuran diri…
Indah sanubarimu kasih
Percayalah…

Terima Kasih Sayang

Di keheningan malam ini aku tak dapat tidur
Terdengar derap langkah dalam hati ini…
Sepertinya ada seseorang yang memanggilku
Melambai berharap aku ada disampingnya…

Cinta mengagetkan ku lagi…
Setelah sekian lama, dan ku berfikir…
Cermin di wajah sang ayu kembali membayangiku
Dalam derap langkah menusuk kalbu
Mengalunkan melody yang mengisi kekosongan malam…
Mengucapkan salam Cinta pada malam ini…
Mengucapkan Selamat Hari Ulang Tahunku…

Kan kuingat selalu setiap yang ada pada dirimu, sayang…
Sebab walau kau tak tahu, aku selalu merindukanmu
Dan dalam detak jantung ini ada namamu…
Tak mungkin akan kulupakan sebab kau adalah nafas hidupku
Terima Kasih Sayang…atas segala yang kau beri buatku…
Terimas Kasih

kau hantui aku

kau hantui aku
kau torehkan sayatan yang dalam
kucoba tuk lari darimu
tapi kau selalu
hadir dengan janji tanpa makna
ku pergi tinggalkanmu
kau hadir kembali
dengan kiasan
yang mengahnyutkanku
dan klu terjebak dalam pangkuanmu
berulang kali
kau lakukan itu
ketika pesonakan cinta
kau kabur
dengat menancapkan pedang tajam
kuhanya terisak menitikan air mata
dan termenung dalam kesepianku
kumenjerit
tapi tak kau dengar
ku ambruk
tak kau hiraukan
hanya harapan
yang kuhaturkan
semoga kau bahagia
setelah
kau pergi tanpa pamit
dengan luka yang sangat perih

Janji Yang Belum Tertunaikan

Kemarin…di tempat ini, dalam dunia maya
Dua insan telah bertemu, dengan senyum tanda perkenalan
Di hati mereka ada berjanji
Akan saling mencintai dengan mesra
Dan ingin menyambung silaturahmi
Semalam…di tempat ini…

Sepasang mata bertentangan…
Merangkai kata mengarang janji
Ingin hidup bersama…sedia hadapi rintangan apa saja
Di bawah cahaya lampu, bersaksikan bulan bintang
Hari ini…di tempat ini...
Mereka berjanji lagi di hadapan cahaya hati
Berjanji selalu setia akan hidup bahagia
Alangkah mesranya mereka
Seolah-olah tiada yang mendustai
Besok…di tempat ini…
Mereka akan berjanji lagi di atas pelamin indah
Ingin membina mahligai cinta
Dari pada impian dan harapan
Saling hormat menghormati, tiada curiga mencurigai
Lusa…di tempat ini…
Adakah mereka akan berjanji lagi
Sedang janji mereka belum ditunai, masih adakah kemesraan…
Mungkinkah akan terus bahagia dalam hidup yang penuh janji
Janji yang belum tertunai

Bunga Diatas Air

Aku masih ingat sayang…
Kala itu musim semi hampir penghujung tahun…
Hati yang mengambang…
Bagai bunga terapung diatas air…

Kini cintamu bagai bunga yang mengapung diatas air
Saat itu kau telah menabur benih…
Namun tiga tahun telah berlalu…
Kau belum menuai hasilnya…
Sampai kapan…? Tanyamu padaku…

Sayang…
Aku hanyalah manusia biasa…
Yang berbentuk jasad bernafas dalam raga…
Aku jua tak kuasa menahan gejolak diatas penantian…
Kapan itu berakhir…dan kapan menuai hasil…
Akupun tak tahu…
Mungkin jawabnya hanya Dia yang tahu

Setidaknya bunga masih terapung diatas air…
Mungkin itu lebih baik, sayang…
Sebab bunga yang telah tenggelam…
Akan sukar naik lagi kepermukaan
Berarti masih ada sedikit harapan…

Hanya janji yang masih setia…
Dan doa yang dapat kupanjatkan…
Agar Cinta bertenagkan kedamaian

Getaran Cinta Yang Ternoda

Aku melihat sebuah tanda tentang kesedihan
Diawali oleh suara seekor burung gagak dimalam hari
Lalu telingaku serasa tertusuk-tusuk oleh sebuah suara
Dalam subuah ketidak berdayaan oleh Cinta yang terombang

Sesungguhnya Cinta adalah sebuah kejujuran…
Yang tak dapat diwakili oleh orang lain
Dan Cinta itu adalah sebuah keikhlasan…
Menerima apa adanya tanpa harus mempunyai sebuah prasangka

Kasih…
Dimalam yang dingin ini aku hanya dapat termangu
Termangu karena hatimu yang sedang gundah…

Entah karena apa…
Ataukah ada sebuah bisikan yang menghantam hatimu
Sehingga Cinta ini menjadi ternoda

Kasih…
Jangan berprasangka aku menyalahkanmu atas semua itu…
Dan jangan benarkan bisikan yang tak berjawab
Sebab semua itu akan menjadi irisan dihatimu

Kasih…
Aku tak ingin rintihan gagak itu adalah pertanda yang nyata
Yang menyebabkan Cinta menjadi getaran yang ternoda
Aku jua tak ingin, tak inginkan kepahitan…
Kepahitan yang menyebabkan ketidak berdayaan
Yang membuahkan kehancuran bagi Cinta kita…

Dimalam yang dingin ini, ku ingin…
Akan terhangatkan kembali oleh Cinta kita
Seperti dahulu kala, dengan membuang segala prasangka

Wajah Yang Berkabut

Jiwa yang kini terlana…
Hanyut dibuai asa dan praduga…
Oleh tatapan cintamu yang tak kumengerti
Namun kembali kau balikkan padaku…
Seakan semua seolah-olah ada yang tersembunyi

Dalam termenung aku mencoba meraba hatimu…
Mengukur setiap bekas-bekas masa lalu
Yang pernah kutitipkan padamu…
Namun aku tak kuasa untuk mengukurnya…
Sebab hatimu seperti tertembok oleh rantai misteri

Kasih…
Aku tidak pernah marah padamu…
Bukan pula harus kulari dari keadaan
Ataupun mencoba menatapmu dengan sebelah mata
Mungkin kau hanya salah mengartikan ucapanku


Kasih…
Aku…hatiku tak pernah berubah padamu
Sebab mungkin kau tak pernah tahu…
Atau mungkin kau belum memahamiku…
Namun sekian lama dan begitu jauh, mengapa…?

Kasih…
Didepan wajah yang berkabut
Aku tahu ada sesuatu yang mengganggumu
Bila aku kaurasa, jangan kata padaku…
Bila aku yang kau cinta, jangan dusta padaku
Bila aku yang kau suka, jangan ragukan itu

Seribu kata dan puisi ini kucipta…
Mungkin semuanya takkan jadi guna…
Bila kau anggap senja akan selamanya memerah…
Walau semua ini mungkin tak kau sadari…
Kata adalah puisi dari belahan hatiku untukmu

Aku Tak Pernah Berubah

Aku menatap ke langit di teras rumah
Ku lihat senja melukiskan kepiluan…
Dikelilingi cahaya yang memerah
Pada awan yang tertutup pekatnya malam…
Dalam penantian dibalik seputar tanda tanya...

Malam kini kian dingin…
Dan langkah kini ku hayunkan…
Selusuri jalan yang berpayungkan derasnya hujan
Tergambar seraut wajah yang muram…
Dibalik tanyamu, aku t'lah berubah…!
Ataukah sudut pandang kita yang t'lah berbeda…?

Kini langkahku semakin melambat
Dingin telah menusuk hingga ketulang-tulang
Ternyiang kembali tanya yang menusuk hingga ke hati
Membuat langkahku terhenti hingga lemas terkulai

Dulupun aku masih teringat…
Sebab bukan sekali ini kau ucap kata-kata itu
Namun, kinilah yang paling menyengat hingga tercipta sebuah luka
Luka yang mungkin tak kau sadari…
Hingga ku sukar bangkit kembali, dan aku bertanya…
KENAPA…?

Kasih…
Sungguhkah beruntun penderitaan ini…
Sementara disana hatimu t'lah terbakar…
Tetapi aku disini menggigil kedinginan
Sebab payung yang kau berikan serasa telah kau robek…
Oleh ucapan dan prasangka yang kau suguhkan

Kasih…
Haruskah kau turuti amarah dibalik senja yang memerah
Hingga malampun enggan untuk datang
Sampai cintapun terwaliki oleh prasangka…?
Aku t'lah berubah…?
Ataukah getaran cintaku yang tak kau rasa lagi…?
Atau mungkin ada bisikan-bisikan yang menodai ketulusanmu…?
Hingga cinta menjadi sebuah pelarian…?

Kasih…
Mungkin t'lah beribu kata kutulis untukmu
Tapi mungkin tak satupun yang kau resapi
Hingga maknanya tak dapat kau pahami…
Sampai akhirnya, sebuah bisikan meretakkan hati...
Haruskah itu…?

Diseputar tanda tanya itu, aku ingingkan sebuah jawaban
Bukan pengakuan dan penyesalan…
Namun ketulusan atas cinta yang ku nanti darimu
Agar luka ini dapat terobati…

Kasih…
Aku tak ingin luka ini semakin berlarut kau biarkan
Sebab semakin lama, akan meninggalkan bekas yang mendalam
Dan aku masih ingat, dulu cinta ini telah pernah berakhir…
Namun atas nama cinta dan kasih sayangmu telah tersambung kembali

Kasih…
Aku tak ingin ini terjadi seperti dua tahun yang lalu…
Sebab bila terjadi akan sukar tersambung kembali…
Bagai bunga diatas air yang mengambang…
Bila tenggelam sukar naik kepermukaan
Walaupun ada sedikit harapan…
Mungkin harapan itu akan menjadi lembaran hitam

Kasih…
Jangan biarkan tulisan ini menjadi pudar warnanya
Sebab aku tak ingin mengakhiri segalanya dengan tinta merah
Dan menjadi goresan pena yang terakhir…
Karena ku ingin selalu mengabadikan cinta kita

Kasih…oh, sayangku…
Kini aku tak sanggup membendung air mata ini…
Diriku bukanlah sebuah kebohongan yang menipu atas nama cintamu
Sebab aku tak dapat membohongi diriku sendiri…
Bahwa didalam hati ini hanya ada dirimu seorang…

Aku tidak memandang apa-apa darimu…
Bukan paras maupun kejayaan yang kucari darimu
Tapi kesucian hatimu yang ikhlas yang kudambakan
Hingga kudapatkan cintamu tuk membuka pintu ke syurga

Sayang...hidup ini hanya sekali, begitu jua dengan cinta
Maka buat apa aku mendustai hatimu…
Sebab dusta itu akan membawa penderitaan…

Kasih…
Aku ingin selalu mengingat namamu disetiap langkahku
Aku ingin selalu kau menemani pada setiap mimpiku
Sampa akhirnya kau dapat kurasakan nyata didepanku
Hingga cinta bersambung ketali silahturahmi
Yang dapat membawa kebahagiaan menjalani sisa hidup ini

Kasih…
Dari dulu hingga kini aku tak pernah berubah
Dan cintaku utuh hanya selalu untukmu…
Aku berharap, selamanya takkan ada rahasia diantara kita
Agar kita selalu bahagia bersama selamanya dengan cinta